Rabu, 03 Juli 2013

Menjadi Pribadi Bermanfaat: Keharusan Beramal

Menjadi Pribadi Bermanfaat: Keharusan Beramal: Oleh: DR. Amir Faishol Fath وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِ...

Keutamaan Memberi Makan Berbuka Puasa

Inilah janji dari Allah, pahala yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan, مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”

Menjadi Pribadi Bermanfaat: Rajin Nyumbang, Bill Gates Justru Tambah Kaya

Menjadi Pribadi Bermanfaat: Rajin Nyumbang, Bill Gates Justru Tambah Kaya: Washington - Meskipun rajin menyumbangkan uangnya untuk kegiatan sosial dan pendidikan, Bill Gates, salah satu pendiri Microsoft, j...

Menjadi Pribadi Bermanfaat: Selalu Ada Jalan Keluar

Menjadi Pribadi Bermanfaat: Selalu Ada Jalan Keluar: Pernahkan Anda menemui jalan buntu? Sebenarnya jalan buntu itu adalah suatu istilah untuk sebuah jalan yang tertutup. Hanya saja, or...

Selasa, 19 Juli 2011

Pengertian Lesson Study

Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah kenkyuu jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan pendidikan tinggi.

Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial. Slamet Mulyana (2007) memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Sementara itu, Catherine Lewis (2002) menyebutkan bahwa:

“lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and reflect on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a complex process, supported by collaborative goal setting, careful data collection on student learning, and protocols that enable productive discussion of difficult issues”.

Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.

Dalam tulisannya yang lain, Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula tentang ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:

Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.

Dalam hal keanggotaan kelompok, Lesson Study Reseach Group dari Columbia University menyarankan cukup 3-6 orang saja, yang terdiri unsur guru dan kepala sekolah, dan pihak lain yang berkepentingan. Kepala sekolah perlu dilibatkan terutama karena perannya sebagai decision maker di sekolah. Dengan keterlibatannya dalam Lesson Study, diharapkan kepala sekolah dapat mengambil keputusan yang penting dan tepat bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya, khususnya pada mata pelajaran yang dikaji melalui Lesson Study. Selain itu, dapat pula mengundang pihak lain yang dianggap kompeten dan memiliki kepedulian terhadap pembelajaran siswa, seperti pengawas sekolah atau ahli dari perguruan tinggi.

LESSON STUDY – 3 Tahapan Lesson Study

Pengertian Lesson Study

Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Lesson Study bukan suatu metode pembelajaran atau suatu strategi pembelajaran, tetapi dalam kegiatan Lesson Study dapat memilih dan menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi pendidik. Lesson study dapat merupakan suatu kegiatan pembelajaran dari sejumlah guru dan pakar pembelajaran yang mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu perencanaan (planning), implementasi (action) pembelajaran dan observasi serta refleksi (reflection) terhadap perencanaan dan implementasi pembelajaran tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.



Tahap kegiatan dalam lesson study



1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada di kelas yang akan digunakan untuk kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif pemecahannya. Identifikasi masalah dalam rangka perencanaan pemecahan masalah tersebut berkaitan dengan pokok bahasan (materi pelajaran) yang relevan dengan kelas dan jadwal pelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas, metode/pendekatan pembelajaran, media, alat peraga, dan evaluasi proses dan hasil belajar.



Dari hasil identifikasi tersebut didiskusikan (dalam kelompok lesson study) tentang pemilihan materi pembelajaran, pemilihan metode dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa, serta jenis evaluasi yang akan digunakan. Pada saat diskusi, akan muncul pendapat dan sumbang saran dari para guru dan pakar dalam kelompok tersebut untuk menetapkan pilihan yang akan diterapkan. Pada tahap ini, pakar dapat mengemukakan hal-hal penting/baru yang perlu diketahui dan diterapkan oleh para guru, seperti pendekatan pembelajaran konstruktif, pendekatan pembelajaran yang memandirikan belajar siswa, pembelajaran kontekstual, pengembangan life skill, Realistic Mathematics Education, pemutakhiran materi ajar, atau lainnya yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan tersebut.



Hal yang penting pula untuk didiskusikan adalah penyusunan lembar observasi, terutama penentuan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran dan indikator-indikatornya, terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa. Aspek-aspek proses pembelajaran dan indikator-indikator itu disusun berdasarkan perangkat pembelajaran yang dibuat serta kompetensi dasar yang ditetapkan untuk dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.



Dari hasil identifikasi masalah dan diskusi perencanaan pemecahannya, selanjutnya disusun dan dikemas dalam suatu perangkat pembelajaran yang terdiri

atas :

i. Rencana Pembelajaran (RP)

ii. Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran (Teaching Guide)

iii. Lembar Kerja Siswa (LKS)

iv. Media atau alat peraga pembelajaran

v. Instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran.

vi. Lembar observasi pembelajaran.



Penyusunan perangkat pembelajaran ini dapat dilakukan oleh seorang guru atau beberapa orang guru atas dasar kesepakatan tentang aspek-aspek pembelajaran yang direncanakan sebagai hasil dari diskusi. Hasil penyusunan perangkat pembelajaran tersebut perlu dikonsultasikan dengan dosen atau guru yang dipandang pakar dalam kelompoknya untuk disempurnakan. Perencanaan itu dapat juga diatur sebaliknya, yaitu seorang atau beberapa orang guru yang ditunjuk dalam kelompok mengidentifikasi permasalahan dan membuat perencanaan pemecahannya yang berupa perangkat-perangkat pembelajaran untuk suatu pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam kelompok. Selanjutnya, hasil identifikasi masalah dan perangkat pembelajaran tersebut didiskusikan untuk disempurnakan.



2. Tahap Implementasi dan Observasi

Pada tahap ini seorang guru yang telah ditunjuk (disepakati) oleh kelompoknya, melakukan implementasi rencana pembelajaran (RP) yang telah disusun tersebut, di kelas. Pakar dan guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan perangkat lain yang diperlukan. Para observer ini mencatat hal-hal positif dan negatif dalam proses pembelajaran, terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa. Selain itu (jika memungkinkan), dilakukan rekaman video (audio visual) yang mengclose-up kejadian-kejadian khusus (pada guru atau siswa) selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil rekaman ini berguna nantinya sebagai bukti autentik kejadian-kejadian yang perlu didiskusikan dalam tahap refleksi atau pada seminar hasil lesson study, di samping itu dapat digunakan sebagai bahan diseminasi kepada khalayak yang lebih luas.



3. Tahap Refleksi

Selesai praktik pembelajaran, segera dilakukan refleksi. Pada tahap refleksi ini, guru yang tampil dan para observer serta pakar mengadakan diskusi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Diskusi ini dipimpin oleh Kepala Sekolah, Koordinator kelompok, atau guru yang ditunjuk oleh kelompok. Pertama guru yang melakukan implementasi rencana pembelajaran diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya selama melaksanakan pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun terhadap siswa yang dihadapi. Selanjutnya observer (guru lain dan pakar) menyampaikan hasil analisis data observasinya, terutama yang menyangkut kegiatan siswa selama berlangsung pembelajaran yang disertai dengan pemutaran video hasil rekaman pembelajaran. Selanjutnya, guru yang melakukan implementasi tersebut akan memberikan tanggapan balik atas komentar para observer. Hal yang penting pula dalam tahap refleksi ini adalah mempertimbangkan kembali rencana pembelajaran yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan rencana pembelajaran berikutnya. Apakah rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dan dapat meningkatkan performance keaktifan belajar siswa. Jika belum ada kesesuaian, hal-hal apa saja yang belum sesuai, metode pembelajarannya, materi dalam LKS, media atau alat peraga, atau lainnya. Pertimbangan-pertimbangan ini digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran selanjutnya.



Memperhatikan perencanaaan, pelaksanaan dan observasi serta refleksinya, langkah-langkah dalam pelaksanaan lesson study ini ada kemiripan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka setiap kelompok dapat melaksanakannya sebagai PTK, sehingga setiap kelompok lesson study, selain mengadministrasi semua perangkat pembelajaran dan hasil refleksi harus membuat laporan PTK seperti lazimnya penelitian. Bahkan akan sangat baik, jika dilengkapi dengan artikel untuk dimuat dalam jurnal.

LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU

LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU Oleh I Made Sukarna JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FMIPA UNY SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2008
Undang-undang RI No. 14 Tan 2005 ttg Guru dan Dosen

Pembinaan guru agar guru profesional

Pengakuan terhadap guru sebagai tenaga profesional bila memiliki :

- kualifikasi akademik (pendidikan S1 atau Diploma empat),

- kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional),

- sertifikat pendidik (diperoleh setelah mengikuti pendidikan profesional )

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mencakup : - standar isi, - proses, - kompetensi lulusan, - pendidik dan tenaga kependidikan, - sarana dan prasarana, - pengelolaan, - pembiayaan, - dan penilaian pendidikan .
Realisasi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yaitu dengan ditetapkannya : 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaannya .

Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Satuan pendidikan dasar dan menengah diberi kebebasan untuk mengembangkan KTSP yang memuat standar yang lebih tinggi dari Standar Isi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Standar Kompentesi Lulusan sebagaimana diaturdalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006

BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menyusun panduan KTSP sehingga diharapkan setiap satuan pendidikan tidak akan mengalami kesulitan menyusun.

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006

Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh BSNP.

Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah.

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006

Satuan pendidikan dasar dan menengah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang telah melaksanakan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh dapat menerapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006 untuk semua tingkatan kelasnya mulai tahun ajaran 2006/2007.

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006

Pelaksanan kurikulum didasarkan pada potensi, perke m bangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu :

(a) belajar untuk berimam dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

(b) belajar untuk memahami dan menghayati,

(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan

(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

Prinsip Pelaksananaan Kurikulum menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006
Pelaksanaan K TSP pada Pembelajaran

KTSP tetap menekankan pencapaian kompetensi peserta didik , dan untuk itu operasional pelaksanaannya di setiap mata pelajaran harus mempertimbangkansemangat kurikulum berbasis kompetensi.

Pendidikan berbasisis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan.

Penerapan KTSP yang berbasis kompetensi antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses. Oleh karena itu pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah.

Dalam kerangka inilah perlunya perubahan paradigma (pola pikir) calon guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didiknya yaitu perubahan paradigma teaching ke learning .dan paradigma lain yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Pada paradigma yang diinginkan oleh KTSP yang berbasis kompetensi ini tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus dilatih menjadi fasilitator yang betugas memberikan kemudahan belajar ( facilitate of learning ) kepada seluruh peserta didik.

Sikap mental Guru sebagai fasisitator antara lain :

t idak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinan atau kurang terbuka,

dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya,

mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif, bahkan ide yang sulit sekalipun,

lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran,

dapat menerima balikan ( feedback ), baik yang sifatnya positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya,

toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran, dan

menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapainya.

SAYA HARUS SELALU MENINGKATKAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN CARANYA GIMANA SIH ? OO..YA LESSON STUDY
LESSON STUDY (Jugyokenkyuu)

DEFINISI

Lesson Study (LS) merupakan pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community

Lesson Study adalah belajar bersama dari suatu pembelajaran yang dilakukan baik pada pembelajaran oleh dirinya sendiri maupun pembelajaran orang lain, mulai dari persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran tersebut

TIPE LS

LS berbasis sekolah

LS berbasis MGMP

Tahapan Lesson Study

1). Merencanakan pembelajaran (Design lesson), yang selajutnya disebut Plan,

2). Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada rencana pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta mengundang rekan-rekan sejawat untuk mengamati. Kegiatan ini disebut Do,

3). Melaksanakan refleksi dan diskusi bersama pengamat. Kegiatan ini disebut See

PLAN

1. Identifikasi masalah pembelajaran :

materi ajar, teaching material, strategi pembelajaran

2. Menentukan guru model

3. Perencanaan pembentukan kelompok siswa pada saat pembelajaran berlangsung, serta denah tempat duduk agar mudah diamati obserber

4. Menentukan pihak-pihak yang akan diundang sebagai obserber :

guru sebidang, guru mata pelajaran lain, kepala sekolah, ahli pendidikan bidang studi, pejabat yang berkepentingan, masyarakat pemerhati pendidikan.

DO

Briefing yang dilakukan kepala sekolah menjelaskan : -- LS yang akan dilakukan secara umum,

- mempersilahkan guru model menjelaskan rencana pembelajarannya,

- mengingatkan kepada obserber untuk tidak melakukan intervensi kepada peserta didik saat pembelajaran.

Memasuki kelas untuk melaksanakan pembelajaran dan obserber menempatkan diri pada tempat strategis sesuai rencana pengamatannya masing-masing, rencana melakukan rekaman video

Cara melakukan observasi dalam LS

Membuat catatan tentang aktivitas belajar peserta didik (tuliskan nama atau posisi tempat duduk perserta didik) :

- diskusi yang dilakukan,

- interaksinya dengan guru, dengan siswa lain, dengan materi ajar,

- waktu saat perhatian, tidak ada perhatian (kebosanan), dll

- tingkahlaku (ngelamun, mikir, mempermainkan benda, …)

SEE

Kepala sekolah (fasilitaor, pemandu diskusi), guru model, dan pakar duduk didepan.

Fasilitator memperkenalkan peserta refleksi

Guru model memberi komentar tentang proses pembelajaran yang telah dolakukan

Perwakilan guru yang menjadi anggota kelompok pada saat pengembangan RPP memberi komentar tambahan

Setiap obserber mengajukan hasil pengamatan dan pendapatnya

Tenaga ahli merangkum atau menyimpulkan hasil diskusi

Pengumuman LS berikutnya.

Tindak Lanjut

LS mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar ( learning community) yang secara konsisten melakukan continuous improvement baik pada level individu, kelompok, maupun sistem yang lebih umum

Pengetahuan yang dibangun dari LS merupakan modal untuk meningkatkan kinerja pembelajaran

LS mendorong peserta didik menunjukkan potensinya masing-masing

Peserta PPL perlu dilibatkan dalam LS

LS yang dirancang dengan baik, dapat memunculkan kegiatan lain yang inovatif.

Mengapa LS ?

Mengurangi keterasingan guru

Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya

Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan, dan urutan materi dalam kurikulum

Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa

Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berfikir dan belajar siswa

Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.

jumlah siswa dalam satu kelas sangat banyak, menyulitkan mengenal kharakteristik siswa satu persatu

masih ada beberapa siswa yang belum dapat mengubah cara pembelajarannya, dan belum tersentuh/terperhatikan oleh guru,

masih terikatnya guru dan siswa pada buku paket sebagai sumber pembelajaran, sehingga pengetahuan siswa terbatas,

sarana pembelajaran masih terbatas, belum memanfaatkan multi media,

jumlah jam mengajar guru di tiap sekolah sangat banyak, sehingga pada setiap kali mengikuti on-service selalu meninggalkan jam pelajaran di sekolah,

keberadaan sekolah tempat on-service yang jauh dari lokasi tempat tinggal guru,

menumbuhkan kesadaran guru untuk melaksanakan lesson study secara mandiri.

Beberapa hal yang dirasa menghambat kegiatan Lesson Study adalah,

Senin, 27 Juni 2011

Tips Berpikir Positif

Penulis : AN. Ubaedy*

Rahasia di balik kebiasaan berpikir positif sudah banyak diungkap oleh berbagai temuan dan ajaran. Berpikir positif akan membantu kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terkena penyakit.

Berpikir positif punya efek rasa yang membuat orang bisa relatif lebih bahagia sehingga mempengaruhi kebugaran jiwa dan raganya. Ini akan membuat orang ringan untuk berbuat baik.

Sebaliknya, dengan berpikir negatif, akan membuat perasaan kita menanggung beban negatif. Hal ini memicu stres. Kekebalan kita akan terkikis oleh stres yang kita biarkan.

Dimanapun kita menemukan orang yang derajat hidupnya di atas rata-rata lingkungannya. Hampir bisa dipastikan orang itu punya pikiran yang lebih positif dibanding rata-rata orang di sana.

Semua ajaran di dunia ini, mau itu agama atau kearifan, membuat satu kesimpulan bahwa berpikir positif itu adalah sebab atau alat untuk mengundang nikmat, dalam berbagai bentuk yang tidak bisa dijabarkan satu persatu.

Kalau kita ingin mendapatkan nikmat yang banyak, caranya adalah dengan berpikir positif sebanyak mungkin, bukan dibalik, dalam arti menunggu datangnya nikmat dulu, baru berpikir positif.

Nah, satu hal yang paling mendasar terkait dengan anjuran berpikir positif ini adalah: untuk menghasilkan pikiran yang positif, satu-satunya cara adalah memperjuangkannya—mengusahakan secara sadar melalui latihan dan pembiasaan).

Ini beda dengan pikiran negatif. Kita biarkan saja pikiran kita, lama-lama akan terisi sendiri oleh kenegatifan. Sudah begitu, kenyataan di sekeliling kita pun lebih mendukung untuk berpikir negatif.

Intinya, kita baru bisa berpikir positif setelah kita menciptakannya. Untuk menciptakan itu bisa dilakukan dengan antara lain:

Menciptakan opini, pemahaman, atau pemaknaan yang menyehatkan dan yang membahagiakan, mulai terhadap diri, lingkungan, alam dan Tuhan. Apa yang kita pikirkan pasti akan mempengaruhi apa yang kita rasakan.
Melawan datangnya muatan pikiran yang menyakitkan atau yang mengesalkan, antara lain dengan beraktifitas positif yang ringan, berdialog, atau aktifitas lain yang membuat kita tidak kebablasan terbebani kenegatifan.
Mengolah pikiran negatif itu untuk mengantisipasi atau kita olah menjadi aksi positif, misalnya mengubah kekecewaan menjadi motivasi untuk berkembang.


Semoga bermanfaat!

Cara menciptakan pikiran positif

Sikap negatif yang amat menghambat keberhasilan ini semuanya berakar dari sikap mental kita . dan hal ini dapat menyakitkan orang lain sehingga kita dalam bertindak dan berbicara harus selalu punya prinsip positif. Contoh perbuatan negatif adalah erus mengkritik , mempermasalahkan dan mengeluh. Kritik membangun tentu saja diperlukan bagi pertumbuhan seseorang tetapi kritik yang kontroktif itu jarang sekali. Kritik biasanya destruktif : merusak, mudah sekali kita dapat menemukan kesalahan dalam karya orang lain. Orang sangat bodohpun masih bisa menemukan kesalahan itu.

Orang yang negative akan terus mencari yang negative :seperti kegagalan orang lain, cerita pemerkosaaan penceraian, kecelakaan dan kebangkrutan . mereka tidak menyadari akibat buruk apa yang dapat timbul dari tindakannya padahal sudah terbukti berkali kali bahwa orang yang bersikap positif lebih jarang sakit dari pada orang yang bersikap negative.

Beberapa gagasan untuk dikembangkan :
1. Anda harus memahami sendiri mengenai apa yang sungguh sungguh negative namun ingatlah kritik konstruktif bukan hal yang negative.
2. Coba renungkan kembali apa yang anda bicarakan dengan orang lain selama satu hari tadi apakah anda bersikap negative atau kah berbicara negatif dan apa keuntungannya dan kerugiannya.?
3. Periksalah pikiran anda dan jalan pikiran anda, ingat kalau anda berfikir secara negative maka yang rugi adalah anda sendiri maka hilangkan pikiran pikiran ini buang jauh jauh. anda mampu untuk iuntuk berfikir positif. Pikiran anda akan tanggap dan sangat kuat apa bila anda membuang pikiran yang negative.
4. Anda harus belajar untuk mengebalkan diri anda dari hal hal negative dari orang lain, anda dapat melakukan hal ini secara terus menerus mengenali makna kritik yang negative sehingga bisa membedakan mana pembicaraan yang benar.
5. Setiap kali periksalah keadaan diri anda, anda harus bertanya berada dimanakah anda, bila didalam lingkungan yang salah maka bicaralah dengan orang yang positif, tinggalkan lingkungan itu dan bergabunglah dengan orang orang yang memiliki gagasan positif dan kontruktif. Bergabunglah dengan orang yang membuat anda lebih berhasil
6. Bilamana sikap negative orang lain telah memasuki diri anda katakan pada diri anda sendiri mengapa ia mengatakan hal itu, anda harus selalu ingat tidak ada orang positif yang tidak dapat memetik hikmah dari pandangan orang lain.

7. Kalau ada orang yang mengutarakan sesuatu yang sungguh sungguh negative jangan ditanggapi serius tanggapilah secara jenaka.

Sumber: http://id.shvoong.com/how-to/careers/2076732-cara-menciptakan-pikiran-positif/#ixzz1QTzIEBB5

Minggu, 05 Juni 2011

BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI BAHASA

“PROPOSAL”

· Definisi Proposal
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk
suatu kegiatan yang bersifat formal.
· Jenis-Jenis Proposal
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: proposal berbentuk formal, semiformal, dan nonformal. Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1) bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan; 2) isi proposal, terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya; 3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.
· Isi Proposal
Jenis dari isi proposal ada dua, seperti yang diatas adalah isi proposal yang berbentuk kompleks, dan yang sederhana meliputi: nama kegiatan (judul), dasar pemikiran, tujuan diadakannya kegiatan, ruang lingkup, waktu dan tempat kegiatan, penyelenggara (panitia), anggaran biaya, dan penutup.

· Ciri-Ciri Proposal
1. Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan
2. Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan
3. Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang acara
4. Pastinya proposal itu berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah di jilid yang nantinya diserahkan kepada si empunya acara
5. dan lain-lain yang sulit untuk dijelaskan (dicari).

.

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Dengan mengacu pada Departemen Pendidikan Nasional,SMPK-4 BPK PENABUR telah mencoba beberapa model Pembelajaran Yang Efektif antara lain :

1. Cooperatif Script
(Dansere Cs..1985)

Skrip Kooperatif

Metode belajar di mana siswa bekerja kelompok (4 orang) bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari

Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa dalam kelompok
2. Guru memberikan wacana / materi kepada siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya.
Sementara pendengar :
a. menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
b. membantu / mengingat / menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar, dan
sebaliknya,serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.
7. Penutup


2. Student Teams - Achievment Divisions (STAD)

Tim siswa kelompok prestasi
( Slavin 1995 )


Langkah-langkah
1. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara heterogen(campuran
menurut prestasi,jenis kelamin )
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai
semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberikan kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab tidak
boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan


3. Numbereded Heads Together
Kepala bernomor
(Spencer Kagan,1992)



Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok,setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar,dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya / mengetahui jawabannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa, dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerja sama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan

4. Problem Based introduction
(Pembelajaran berdasarkan Masalah )


Langkah-langkah
a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat
pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut..(menetapkan topik,tugas,jadwal)
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Guru membantu siswadalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.


5. Demonstration
(khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan,misalnya Gussen)


Langkah-langkah
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
c. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
d. menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah
disiapkan
e. Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya
f. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa
didemonstrasikan.
g. Guru membuat kesimpulan


6. Word Square
Media : Soal dalam bentuk teka-teki

Langkah-langkah
a. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru membagi lembaran kegiatan sesuai contoh
c. Siswa menjawab soal (mengisi kotak-kotak tersebut dengan huruf-huruf sesuai
pertanyaan )
d. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.



7. Explisit intruction
Pengajaran langsung
( Resenshina & Stevens,1986 )


Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola
selangkah demi selangkah

Langkah - langkah :
a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
b. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
c. Membimbing pelatihan
d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan


8. Complete Sentence
Media : Siapkan blanko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.


Langkah - langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau
model dengan waktu secukupnya
c. Guru membentuk kelompok 2 atau 4 orang secara heterogen
d. Guru membagikan lembar kerja berupa pargraf yang kalimatnya belum lengkap
e. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
f. Siswa berdiskusi secara kelompok
g. Setelah jawaban didiskusikan,jawaban yangsalah diperbaiki. Tiap peserta membaca
sampai mengerti
h. Kesimpulan

9. Artikulasi


Langkah – langkah
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikn materi sebagaimana biasa
c. Untuk mengetahui daya serap siswa,dibentuk kelompok berpasangan dua
d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru
diterima dari guru dan pasangannyamendengar sambil membuat catatan kecil
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e. Menugaskan siswa secara bergiliran / diacak menyampaikan hasil wawancara dengan
teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f. Guru mengulang /menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
g. Kesimpulan / penutup

10.Student Fasilitator and Explaining
Siswa/ pesertamempersentasikan idi / pendapat pada rekan peserta lainnya.


Langkah – langkah
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi
c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya. Misalnya
melalui bagan / peta konsep.
d. Guru menyimpulan ide / pendapat dan siswa
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
f. Penutup

Selain model pembelajaran diatas masih banyak model pembelajaran lain yang bisa kita terapkan bagi siswa didik,guna meraih keberhasilan yang gemilang.
Jelas semua ini harus ada “ Kemauan “ meski melalui proses yang diwarnai keuletan
Kesabaran dan ketekunan serta semangat memenangkan keadaan
Sementara kita bisa umpamakan pendidik seperti busur panah ,dan anak didik
Sebagai ank panah yang kita lepas melejit ke sasarannya dengan tepat.



PEMETAAN SKL
DISERTAI LINGKUP MATERI
DAN INDIKATOR SOAL
(dilengkapi contoh soal dan tips menjawab soal )


Keterampilan Berbahasa : Membaca
Standar Kompetensi Lulusan :
- Uraian
- Membaca dan memahami berbagai ragam wacana tulis (artikel, berita, opini/tajuk, tabel, bagan, grafik, peta, denah), berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, novel, drama.
Ruang lingkup Materi : Menemukan gagasan utama paragraf
Indikator : Disajikan sebuah paragraf berupa artikel, siswa dapat menemukan gagasan utama pada kutipan artikel tersebut.
Kata Kunci : Gagasan utama = Inti Paragraf Inti paragraf sering pula ditanyakan dengan berbagai istilah, yakni :
• Gagasan Utama
• Pikiran Utama
• Kalimat Utama
• Ide Pokok
• Isi Pokok
• Kalimat Pokok
Tips singkat menjawab soal : Soal yang berkaitan dengan inti paragraf dapat diselesaikan dengan cara mengidentifikasikan kalimat awal atau kalimat akhir yang berisi hal umum.

CONTOH SOAL

1. Aliran darah sangat penting untuk menyirkulasikan makanan dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Di dalam darah terdapat suatu sistem yang dikenal dengan mekanisme pembekuan (penggumpalan) darah. Mekanisme pembekuan darah memerankan dua fungsi yang vital namun berlawanan. Fungsi pertama adalah menjaga agar darah tetap mengalir dan yang kedua, membentuk satu “Sumbatan” atau bekuan untuk menghentikan pendarahan.
Gagasan utama paragraf di atas adalah...
A. Mekanisme pembekuan darah memerankan dua fungsi yang vital namun berlawanan.
B. Pembekuan darah berfungsi untuk menghentikan pendarahan.
C. Di dalam darah terdapat suatu sistem yang dikenai dengan mekanisme pembekuan.
D. Aliran darah sangat penting untuk menyirkulasikan makanan dan oksigen ke seluruhan bagian tubuh..

PEMBAHASAN

Konsep dasar
Gagasan utama adalah inti pembicaraan dalam sebuah paragraf. Biasanya terdapat
Pada awal paragraf (deduktif) atau akhir paragraf (induktif )

Cara Cepat
Gagasan utama pada paragraf soal terdapat pada awal kalimat. Aliran darah sangat penting untuk menyirkulasikan dan oksigen ke seluruh bagian tubuh kalimat ini berisi hal umum yang kemudian diperjelas oleh kalimat-kalimat berikutnya. Sesuai dengan pernyataan pada opsi (D)

Jawaban : D



URAIAN
Standar Kompetensi Lulusan : MEMBACA
Membaca dan memahami berbagai ragam wacana tulis ( artikel, berita, opini/tajuk, tabel, bagan, grafik, peta, denah), berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, novel, dan drama
Ruang Lingkup : Membuat sebuah kritikan terhadap sebuah berita
Indikator : Disajikan sebuah paragraf berupa berita siswa
Dapat membuat kritikan yang relevan dengan isi berita.
Kata Kunci : Kritikan x dukungan artinya, kritik isi bacaan merupakan pendapat yang bertentangan dengan hal-hal yang dikemukakan dalam bacaan.
Tips singkat menjawab soal : Jika dalam teks disajikan hal-hal yang bersifat negatif, kritikan yang relevan haruslah berisi saran positif.


CONTOH SOAL
Mimisan terjadi karena pembuluh darah dalam hidung pecah. Darah yang keluar dapat masuk kedalam tenggorokan. Ini sangat berbahaya dan harus secepatnya di tangani oleh dokter.

Kritikan terhadap isi bacaan tersebut adalah...
A. Tidakdisajikan pertolongan pertama
B. Mimisan tidak boleh disepelekan
C. Mimisan harussegera ditangani dokter
D. Mimisan sangat berbahaya.


PEMBAHASAN

Konsep Dasar
Kritik berisi tanggapan atau komentarterhadap suatu hal, sifatnyamembangun atau menjadikan sesuatu lebih baik.Kadang-kadang disampaikan secara positif (santun) atau negatif (kecaman).

Cara Cepat
Dalam teks dikemukakan penyebab mimisandan efeknya. Hal yang bisa dijadikan bahan kritik adalah Mimisan tidak boleh disepelekan karena harus secepatnya ditangani oleh dokter. Sesuai dengan opsion (B)


URAIAN
Standar Kompetensi Lulusan : MEMBACA
: Membaca dan memahami berbagai ragam wacana tulis (artikel, berita, opini/ tajuk, tabel, bagan, grafik, peta, denah)
: Karya sastra berbentuk puisi, cerpen, novel,dan drama.

Ruang Lingkup Materi : Menentukan Fakta/opini dalam sebuah tajuk.
Indikator : Disajikan sebuah tajuk. Siswa dapat menemukan fakta /opini dalam sebuah tajuk.

Kata Kunci : Fakta  biasanya ditandai oleh hadirnya data berupa angka.
Opini  ditandai dengankata-kata yang bersifat subyektif, misalnya sangat, semakin, dapat, mungkin
Karakteristik lainnya adalah :
• mengandung bentuk-bentuk kata sifat : baik, buruk, mudah, sukar,..
• Diawali kata menurut... (yang merupakan pernyataan seseorang )

Tips singkat menjawab soal

Dalam soal, kalimat fakta dan opini biasanya dihadirkan berdampingan. Untuk fakta, carilah kalimata yang berisi hal-hal yang benar-benar terjadi atau telah terjadi (terlihat dari data-data akurat yang diberikan ).

CONTOH SOAL
1. Gubernur Jawa Barat H. Danny Setiawan menyampaikan itu pada peringatan Hari Pahlawan yang digelar di lapangan Gedung Sate, Jl.Diponegoro Bandung, Senin (12/11) ”Bangsa Indonesia termasuk didalamnya masyarakat Jabar, akan tetap hidup dan berdiri tegak bila memiliki semangat nasionalisme tersebut,” katanya.
Fakta yang terdapat dalam tajuk di atas adalah...
A. Menurut H.Danny Setiawan bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya masyarakat Jabar, akan tetap hidup dan berdiri tegak bila memiliki semangat nasionalisme.
B. Semangat kebersamaan itu diharapkan untuk diperlihatkan masyarakat dengan “hitung-hitungan“ perannya masing-masing
C. Esensi kepahlawanan bisa direfleksikan dalam setiap upaya pembangunan masyarakat di Jabar.
D. Peringatan Hari Pahlawan yang digelardi lapangan gedung Sate, Jl.Diponegoro Bandung, Senin (12/ 11).

PEMBAHASAN

Konsep dasar
Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi atau hal yang diungkapkan berdasarkan suatu bukti nyata (realita). Sesuai dengan kata kunci di atas, kata menurut
(opsiA), kata diharapkan (opsiB), dan kata bisa (opsi C) menunjukkan sebuah opini (persepsi), bukan fakta.

Cara Cepat

Dalam opsi (D) dimuat data berupa tempat dan tanggal terjadinya sebuah peristiwa. Hal ini tentu merupakan bukti atas sesuatu yang benar-benar telah terjadi, atau disebut sebagai fakta. Jawaban : D


CONTOH SOAL
2. Pemerintah Kabupaten Tangerang memperbaiki 42 sekolah.Dana diperoleh dari pinjaman Bank Jabar. Sepuluh sekolah di antaranya mengalami kerusakan yang terutama parah. Hidayat selaku pimpro mengatakan bahwa kecil kemungkinan proyek tersebut gagal.
Kalimat opini dalam paragraf di atas terdapat pada kalimat....
A. Pertama
B. Kedua
C. Ketiga
D. Keempat

PEMBAHASAN
Konsep dasar

Opini atau pendapat adalah hasil pemikiran yang berupa penilaian, masukan, ide, pandangan, perkiraan, atau gambaran perasaan seseorang terhdap sesuatu masalah. Sifatnya subyektif.
Berdasarkan kata kunci di atas, kalimat opini ditandai oleh kemunculan kata mungkin
Selain itu, Hidayat mengatakan bahwa merupakan bagian kalimat yang menunjukkan opini seseorang.

CARACEPAT
Kalimat pertama  kalimat fakta(data : 42 sekolah)
Kalimat kedua  kalimat fakta (data : pinjaman Bank Jabar)
Kalimat ketiga  kalimat fakta (data : 10 sekolah )
Kalimat pendapat  kalimat opini (Hidayatmengatakan bahwa .....) Pendapat Hidayat .
Jawaban : D


Standar Kompetensi Lulusan : MEMBACA
Membaca dan memahami berbagai ragam wacana tulis (artikel, berita, opini/tajuk, tabel, bagan grafik, peta, denah). Berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, novel, dan drama.
Ruang lingkup materi : Simpulan penggalan tajuk.

Indikator : Disajikan penggalan tajuk.Siswa dapat menyimpulkannya.
Kata kunci : Simpulan biasanya ditandai sesuatu yang bersifat umum (mencangkup keseluruhan )

Konsep dasar : Simpulan merupakan pernyataan berisi fakta,pendapat,alasan pendukung mengenai tanggapan terhadap suatu obyek. Dapat dikatakan bahwa simpulan merupakan pendapat akhir dari suatu uraian berupa informasi.

CONTOH SOAL

3. Kehebatan gunung Merapi ditunjukkan bertahun-tahn berikutnya. Misal tahun 1672, letusan Merapi menelan sekitar 300 jiwaorang, tahun 1822 menelan 100 jiwa, tahun 1832 menelan 32 jiwa, tahun 1872 letusan Merapi menelan 200 jiwa. Pengamatan permanen dilakukan setelah terjadi letusan tahun 1930. Pada tahun itu letusan Merapi menelan korban 1.369 orang yang menghancurkan tanah pertanian seluas 20 km dari 26 desa.
Kesimpulan wacana di atas ....
A. Letusan Gunung Merapi yang paling banyak menelan korban dan menghancurkan tanah pertanian terjadi setelah letusan tahun 1930.
B. Letusan Gunung Merapi yang paling sedikit menelan korban yaitu tahun 1872 dan menghancurkan tanah pertanian
C. Pada umumnya, letusan Gunung Merapi menelan korban jiwa yang tidak sedikit setiap terjadi.
D. Letusan Gunung Merapi yang paling banyak yang paling banyak menelan korban yaitu tahun 1672 dan banyak menghancurkan tanh pertanian.

PEMBAHASAN

Sesuai dengan kata kunci di atas, simpulan biasanya ditandai sesuatu yang bersifat umum (mencakup kesuluruhan). Maka, kata pada umumnya pada opsi (c) merupakan. Sebuah simpulan yang merupakan pendapat akhir dari suatu uraian berupa informasi.
Jawaban : C